Berita Terkini

Patroli Malam, Babinsa Koramil 05/Pasar Kliwon Sempatkan Komsos Dengan Warga

Surakarta – Untuk menjaga kamtibmas yang kondusif, Anggota koramil 05 pasar Kliwon ,secara rutin melaksanakan patroli kewilayahan .selain it...

Postingan Populer

Selasa, 10 Oktober 2023

Jelang Pelantikan DPC PPDI Dumai Riau, Ketum Sebut PPDI Ingin Mengukir Sejarah Pers


WWW.SERGAPTARGET.COM
 - Organisasi Pers, Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (PPDI), digadang-gadang akan berjuang sebagai organisasi Pers yang mampu mengukir sejarah bagi kemerdekaan Pers dan kehidupan Pers Nasional. 11/10/2203.

Lembaga Pers, merupakan media arus utama yang terpercaya dan di nilai kredible dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat luas. Di era pertumbuhan ilmu pengetahuan teknologi informasi, dan sistem digitalisasi global, yang telah menyatukan informasi dunia dalam sekejap, Pers sebagai media arus utama telah mengalami banyak pergeseran. 

Yang paling menonjol adalah, terjadinya perubahan drastis mengenai sumber informasi. Jika dulu masyarakat harus menjadikan koran dan televisi sebagai wahana komunikasi dan informasi, maka sekarang sudah berubah kepada medsos, antara lain, twiiter, Facebook, Instagram, dan terkini ada tiktok yang sedang membooming di dunia. 

Miliaran manusia di dunia sedang mengalihkan perhatian kepada medsos setiap harinya. Sumber informasi tidak lagi hanya bertumpu pada media arus utama, yaitu media Pers, melainkan telah bergeser bentuk dan polanya kepada medsos yang sumber validitas dan akurasinya tidak dapat diketahui darimana. Sehingga informasi yang disajikan cenderung tidak teruji, apalagi terkonfirmasi namun tetap menjadi sumber informasi yang terus ditunggu-tunggu miliaran manusia di dunia. 

Hal ini menurut Ketua Dewan Pengurus Pusat Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (DPP-PPDI), Feri Sibarani, STP.,S.H, sangat berpotensi mereduksi informasi yang diterima oleh masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi atau memframing manusia terhadap sesuatu yang keliru. 

, "Tantangan Pers saat ini sudah berbeda jauh dari dulu. Kita sedang berada di era digitalisasi informasi yang sangat cepat dan bersifat baru setiap detik. Berita-berita yang dikonsumsi tidak lagi berpatokan pada soal akurasi, validitasi dan konfirmasi, sehingga berpotensi menciptakan opini menyesatkan. Framming yang berbahaya bagi keamanan masyarakat dunia, bagi pendidikan, sosial, budaya, agama dan terutama politik, kususnya di Indonesia, " Sebut Feri Sibarani, hari ini di Kota Dumai jelang pelantikan DPC PPDI Dumai. 

Lanjut Feri, saatnya insan Pers melakukan terobosan penting dalam Dunia Pers, sebelum permasalahan lebih jauh dan lebih serius terjadi. Karena menurutnya, beberapa perubahan yang terjadi diatas adalah sebuah ancaman besar bagi Pers, khusunya dalam aspek kepercayaan masyarakat bagi keberadaan Pers di tengah-tengah dunia. 

, "Itulah yang sedang menjadi konsen kami dari PPDI terhadap Pers. Khususnya di Indonesia. Selain Pers harus meningkatkan kualitas manusia, dan konten berita, maka insan Pers, atau wartawan dan perusahaan Pers perlu beradaptasi terhadap keadaan dan kondisi real saat ini, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip utama yaitu, kemerdekaan Pers yang menjadi semangat baru dalam Dunia Pers pasca Reformasi Indonesia tahun 1998 lalu, " Ujar Feri. 

Untuk itu PPDI menurut Feri Sibarani, perlu selalu menekankan beberapa hal kepada seluruh anggota dan atau insan pers yang ada di lingkungan PPDI. Pertama kita harus berubah dan turut berpacu dengan semua perkembangan sains yang terjadi dalam dunia teknologi informasi, jika ingin mendapatkan audiens dari masyarakat dunia. Kemudian disebutkan Feri, PPDI mengusung konsep bahwa Pers adalah sebuah profesi dan dunia keahlian, sehingga sangat urgent untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan setiap wartawan. 

, "Kita tidak boleh berfikir konservatif, atau primitif soal Dunia Pers. Kita tidak hanya berkutat hanya pada soal kebebasan Pers yang harus dijamin oleh negara. Tetapi persoalan kita yang lebih penting saat ini adalah bagaimana mewujudkan profesi Pers sebagai sumber informasi utama dan terpercaya bagi masyarakat dunia. Diperlukan implementasi profesi Pers yang sesungguhnya. Menciptakan kesejahteraan hidup bagi setiap wartawan dan perusahaan Pers. Inilah program utama PPDI kedepan, " Kata Ketua Umum PPDI, Feri Sibarani. 

Selain itu, hal penting lainnya menurut mahasiswa program magister hukum universitas lancang kuning itu, Pers, yaitu wartawan dan perusahaan Pers tidak akan dapat eksis secara sehat, jika tidak dapat mewujudkan dirinya menjadi dua bentuk, yakni sebagai lembaga informasi dan sekaligus sebagai lembaga ekonomi. Untuk itu, dikatakan Ketua Umum PPDI ini, khusunya terkait Pers sebagai lembaga ekonomi harus dikaji dan dikembangkan lebih mendalam dan profesional, agar memberikan nilai ekonomi atau bisnis dalam dunia Pers. 

, "Kita, khusunya Pers di daerah, jarang sekali mengangkat tema mengenai fungsi Pers sebagai lembaga ekonomi. Justru fungsi Pers yang kerap kita dengungkan secara praktis hanyalah soal kebebasan, dan justru lebih sering Pers kita jadikan sebagai timing, atau sekedar menaikan bargaining potition, agar kita seakan-akan bisa diperlakukan istimewa, atau bahkan terkesan kebal hukum dll. Padahal Pers sangat menjanjikan sebagai sumber ekonomi jika dapat kita geluti dengan profesional" Kata Feri. 
Hal inilah yang salah satu menurut Feri Sibarani, menjadi tujuan dari sekian banyak program yang di usung oleh PPDI di Dunia Pers Indonesia. Sehingga Feri terus mengajak seluruh insan pers daerah di seluruh Indonesia, untuk bergabung bersama-sama di PPDI agar visi dan misi PPDI untuk Pers Indonesia yang sehat, merdeka dan sejahtera dapat terwujud ke masa yang akan datang. 

, "Semulia apapun visi dan misi organisasi, tidak akan dapat terwujud tanpa kita bangun bersama-sama. Namun satu hal yang penting dari sebuah organisasi adalah, harus memiliki tujuan yang jelas, terarah, terukur dan konsisten, konsekwen, punya nilai-nilai semangat berjuang yang penuh pengorbanan demi tujuannya bersama, " Kata Feri.

***Hobbi Pargaulan***

0 comments:

Posting Komentar

Harus bersifat membangun