Indonesia - Organisasi Pers, Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (PPDI), mengutuk keras oknum-oknum TNI Angkatan Laut di Halmahera yang bertindak bak PKI dan tidak berprikemanusiaan terhadap seorang wartawan media online di wilayah Halmahera Maluku Utara. 04/04/2024.
Berdasarkan informasi yang beredar luas diberbagai media Nasional dan yang telah resmi di sikapi oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu, bahwa ada sebuah insiden mengerikan dan tidak berprikemanusiaan dari beberapa oknum TNI Angkatan Laut di wilayah Halmahera, Maluku Utara, tepatnya di Pos TNI AL Panamboang, Kecamatan Bacan Selatan, Halmahera Selatan pada Kamis 28 Maret lalu.
Kali ini datang dari Ketua Umum Perkumpulan Pers Daerah Seluruh Indonesia (PPDI), Feri Sibarani, S.H., M.H. Merespon akan peristiwa mengerikan itu, Feri Sibarani bersama-sama dengan seluruh Insan Pers Indonesia dari sabang sampai merauke mengutuk keras oknum-oknum prajurit TNI, khusunya Angkatan Laut di wilayah Halmahera Maluku Utara yang telah bertindak keji dan tidak berprikemanusiaan itu.
, "Kami sebagai salah satu organisasi Pers di Indonesia dengan ini mengutuk keras oknum-oknum TNI Angkatan Laut yang telah tega melakukan kejahatan kemanusiaan, terhadap Sukandi Ali, jurnalis media online di Halmahera Selatan (Halsel), Maluku UtaraUtara, " Teriak Feri Sibarani yang meminta kepada Panglima TNI, agar segera memecat secara tidak hormat dan memproses hukum semua yang oknum-oknum TNI Angkatan Laut yang telah bertindak bak gerombolan penjahat itu.
Menurutnya, ketika PPDI menerima informasi dari salah satu anggota PPDI di Wilayah Maluku Utara melalui share link berita di media online, pihaknya sangat terkejut dan seakan tidak percaya, bahwa anggota TNI Angkatan Laut, yang seharusnya memahami dengan baik tugas dan peran Pers di Negara Indonesia, namun ternyata telah bertindak ibarat film-film bertemakan mafia, yang berbuat se enaknya tanpa merasa perlu menghormati kemerdekaan Pers.
, "Dari berita di media tersebut kami membacanya, oknum-oknum TNI AL itu justru minta diantarkan oleh Babinsa ke kediaman Sukandi Ali, jurnalis media online di Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara. Selanjutnya para oknum-oknum itu menjemput Sukandi Ali, memasukkanya kedalam mobil, lalu membawa dengan mobil itu menuju Pos TNI AL di Pelabuhan Perikanan Panamboang. Sesampainya di pos, Sukandi kemudian diinterogasi dan saat itulah terjadi penyiksaan ala film-film Mafia yang tidak berprikemanusiaan itu, " Urai Feri.
Melalui pemberitaan jppn, PPDI mendapatkan informasi bahwa saat di interogasi, Sukandi Ali dipukul dengan tangan kosong dan juga menggunakan sepatu Lars serta dicambuk menggunakan selang. Dan Penganiayaan itu pun mengakibatkan luka dan lebam di sekujur tubuh, kepala, tangan dan bahu korban. Bahkan gigi korban ada yang patah akibat penyiksaan itu. (Dilansir jppn, Selasa, 02 April 2024 – 11:09 WIB).
,"Ini benar-benar tindakan sadisme, kejahatan kemanusiaan dari para oknum-oknum TNI Angkatan Laut di Halmahera Selatan Maluku Utara. Apalagi ini terjadi kepada wartawan, yang peran dan tugasnya adalah melaksanakan perintah Undang-Undang dan konstitusi Negara, yaitu untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, dan menjamin hak-hak masyarakat Indonesia tentang segala informasi, " Tegas Feri.
Ia kemudian secara resmi meminta kepada Kepala Negara, Presiden RI, Joko Widodo, dan Panglima TNI, Jenderal Agus Subianto, Komnas Ham RI, DPR RI, Mahasiswa, dan terutama Insan Pers Indonesia, bahkan seluruh rakyat Indonesia, agar serentak mendorong Negara mengambil sikap tegas terhadap tindakan kejahatan kemanusiaan oleh anggota TNI Angkatan Laut itu.
, "Apalagi ini informasinya, terkait berita BBM yang memang kerap menjadi ajang penyimpangan dan kejahatan oleh oknum-oknum aparat di mana saja, di Laut di darat sama saja. Ini tidak boleh dibiarkan. Siapapun di Negeri ini tidak ada yang merasa hebat sendiri dan sewenang-wenang melakukan kejahatan di Negara hukum. Para TNI perlu menyadari, bahwa Kedaulatan absolut itu ada ditangan rakyat. Kalian semua bisa bergaya dan patentengan adalah karena keringat rakyat Indonesia. Kalian telah berkhianat terhadap rakyat, karena wartawan itu bertugas demi dan untuk perwujudan kedaulatan rakyat, " Pungkasnya.
Mengakhiri konfrensi Pers hari ini, Ketua Umum DPP-PPDI, Feri Sibarani, S.H., M.H yang di dampingi oleh Sekretaris Jenderal DPP-PPDI, Jonni P Simaremare, ST, dan Bendahara DPP-PPDI, Rusmian, S.Pd, juga meminta kepada Panglima TNI, Jenderal Agus Subianto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, agar memberikan pelajaran khusus mengenai Pers, dan apa fungsi serta Peran Pers dalam Negara Indonesia, agar seluruh anggota TNI di Indonesia tidak selalu menjadikan wartawan sebagai korban keganasan yang tidak berprikemanusiaan.
, "Ini menurut kami adalah bentuk dari ketidakpahaman aggota TNI tentang Pers dan fungsi Pers dalam Negara Indonesia. Analisa kami, jika TNI paham secara baik apa itu Pers serta fungsi dan peran Pers dalam sebuah Negara, pasti mereka tidak berbuat Bar-bar seperti itu. Jadi kami minta kepada Panglima TNI, para Kepala Staf Angkatan agar memberi edukasi dan pelajaran yang memadai tentang Pers kepada prajuritnya. Karena aparat TNI itu pasti selalu berhadapan dengan wartawan di mana saja dalam melaksanakan tugasnya, " Tutupnya.
***Hobbi Pargaulan***
Sumber: Wawancara
Penulis: JR
Editor: Red
0 comments:
Posting Komentar
Harus bersifat membangun