Aceh/www Buser presisi.com
Kaperwil Aceh media Buser Presisi.Com M.Hasbiy laksanakan pertunjukan yang menegangkan yakni seni tradisional Top Dabus (Rapai).
Top Dabus adalah salah satu seni tradisional Aceh yang menampilkan kekebalan tubuh para pemain terhadap benda tajam.
Antraksi ini biasanya di adakan di hajatan pesta perkawinan,ulang tahun Daerah bahkan terkadang di adakan turnamen antar kelompok.
Antraksi tob Dabus di saksikan oleh ribuan penonton,karena dalam antraksi tersebut sangat menegangkan.
Seperti halnya yang di lakukan oleh M.Hasbiy salah satu kaperwil Aceh media Buser presisi.com dan temannya.Menancapkan sebilah rencong di tangan kirinya dengan sekuat tenaga,namun tangan beliau tidak terluka bahkan tidak mengeluarkan darah se tetespun.
Para pengunjung heran dan tercengang saat melihat antraksi seperti itu.
Ya benar,kami merasa heran kenapa tangan mereka tidak mengeluarkan darah,padahal rencong di tancapkan ke bagian tangannya dengan sekuat tenaga,tapi Napa tidak terluka,sebut para pengunjung.
Kami melihat antraksi itu sangat ketakutan bahkan sampai bergetar dan menjerit,tapi mereka para pemain biasa saja.
Memang top Dabus ini luar biasa.Sebut penonton.
M.Hasbiy Salah satu kaperwil Aceh dari media Buser Presisi.Com sekaligus sebagai pemain top Dabus mengatakan bahwa,sebenarnya top Dabus(Rapai)berfungsi sebagai latihan fisik,layaknya para jawara di daerah Pasundan yang terkenal dengan kesaktian dan kekuatannya.
Maka tak heran jika di Aceh pun banyak para leluhur yang terkenal kuat juga kebal terhadap senjata tajam.Terang Hasbiy.
Banyak para jawara di Aceh yang kuat dan kebal dengan benda tajam seperti rencong,pisau,pedang dan lain lainnya.
Top Dabus atau sering di sebut sama orang RAPA'I itu adalah seni tradisional Aceh biasanya top Dabus ini sering di adakan di acara hajatan pesta,hari 17 agustus dan hajatan lainnya.Ucap Hasbiy.
Intinya adalah permainan top Dabus atau rapai ini tak ubahnya seperti permainan kuda lumping.
Pungkas M.Hasbiy.
Liputan : Isa.Ismail.
0 comments:
Posting Komentar
Harus bersifat membangun