Cirebon sergap target.
Menindaklanjuti pemberitaan media online sergap target yang ditayangkan pada edisi sebelumnya dengan headline istri kuwu sibubut hina koran intijaya 9/2/2025. Desa Sibubut Gegesik Kabupaten Cirebon.
Rasa penasaran dengan kata kata Suratmi istri kuwu sibubut beberapa waktu lalu saat dirinya mengatakan koran kanggo bungkus apa kita bli butuh koran ( koran untuk bungkus apa saya tidak butuh koran yang diucapkan dirinya dihadapan orang banyak membuat moh kazim selaku kepala biro intijaya mendatangi kediaman kuwu namun kuwu tidak ada dirumah bahkan istri kuwu seketika itu menghardik dengan nada tinggi sambil membuang muka " laka kuwu lanange arep apa maning sirae ( tidak ada kuwunya mau apa lagi kamunya )" ujar suratmi dengan nada ketus. Moh. Khazim memaparkan pada SERGAP TARGET.
Terkait ucapan istri kuwu salah satu pimpinan media online ikut bersuara "dia itukan istri kuwu tentunya harus bisa posisikan dirinya sebagai seorang publik figur, baik tindakan maupun ucapan harus dijaga sebab istri kuwu juga bisa dikatakan sebagai ibu negara jadi perilakunya jangan kaya orang tidak berpendidikan, yang mesti dan wajib dipahami bahwa jurnalis juga ikut berperan aktif bukan hanya dalam memberikan informasi namun ada sisi edukasi, oleh karena itu sebagai insan pers saya sangat menyayangkan atas tindakan dan perlakuan istri kuwu sibubut kepada awak media terlebih yang diomong itu adalah kepala biro jadi sangat tidak pantas ,jangan jangan abidin kuwu sibubut diduga takut sama istri "jelasnya pada SERGAP TARGET.
Pernyataan tersebut menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, khususnya dari dunia jurnalistik. Salah satu pimpinan media online mediaunit-1.com Cephy Dominggus mengatakan bahwa "jika memang benar mengatakan seperti itu, perbuatan Suratmi sangat mencoreng citra seorang publik figur, terlebih lagi sebagai istri Kuwu, yang seharusnya bisa lebih bijak dan menjaga sikap di depan publik. "Dia itu istri Kuwu, tentunya harus bisa memposisikan dirinya sebagai seorang publik figur. Sebagai seorang ibu negara, ucapan dan tindakannya harus terjaga. Sebagai insan pers, saya sangat menyayangkan sikap seperti ini. Apalagi yang dihadapi adalah Kepala Biro dari sebuah media, yang sudah seharusnya dihargai. Ini sangat tidak pantas," ujarnya dengan nada tegas.
Pernyataan ini mengundang perhatian, mengingat peran istri Kuwu sebagai figur publik yang seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Tak hanya itu, pihak media juga menilai sikap Suratmi bisa memperburuk citra pemerintah desa yang seharusnya bersinergi dengan media dalam menjalankan fungsinya.
Apakah Kuwu Sibubut Tidak Berdaya?
Beberapa pihak juga mempertanyakan sikap Kuwu Sibubut yang diduga tidak menanggapi kejadian tersebut dengan serius. “Jangan-jangan Kuwu Sibubut sendiri takut sama istrinya. Tindakannya bisa saja menggambarkan ketidakberdayaan di dalam rumah tangga maupun dalam menjalankan pemerintahan desa,” ujar seorang sumber yang mendalami situasi tersebut. Banyak yang merasa bahwa Abidin, selaku Kuwu Sibubut, seharusnya memberikan respon yang lebih tegas terhadap sikap istri yang merendahkan media, mengingat peran media sebagai mitra pemerintah sangat vital.
Hingga berita ini diturunkan, Kuwu Abidin belum memberikan klarifikasi resmi mengenai pernyataan istrinya. Masyarakat dan pihak media menunggu sikap dari Kuwu yang diharapkan dapat segera memberikan klarifikasi dan menyelesaikan masalah ini secara baik-baik. Banyak yang berharap kejadian ini tidak berkembang menjadi lebih besar dan bisa diselesaikan dengan saling menghargai antara pihak pemerintah desa dan media.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak, khususnya publik figur dan pejabat pemerintahan desa, untuk lebih bijaksana dalam berucap dan bertindak, agar tercipta hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara masyarakat, pemerintah, dan media.
(( H.Babil ))
0 comments:
Posting Komentar
Harus bersifat membangun